Pages

Petualangan Sandal Jepit Usang

  Malam itu seperti lagunya siapa itu artis yang blesteran , ah iya cinta laura kill eh kiehl yang udah hujan tidak ada ojek becek, sangat mengena sekali malam itu malam satu suro tepatnya walaupun lagu ini ndak berfilosofi khusus tapi khusus untuk malam ini dapet banget momentnya.

Berawal dari sedikit pesta kecil para tuna asmara , ya hanya ditemani beberapa botol yang katanya minuman kedamaian , aku mulai berputar sedikit melayang melupakan kalau tuna asmara itu menyakitkan, habis sudah 4 botol oleh kami berempat.
  ketiga temanku pulang duluan karena aku masih ingin menikmati rasa kedamaian di tempat yang spesial ini dengan alas panggung dari bambu beratapkan ijuk yang menenangkan dan alunan musik dari sungai kecil di depanku aku memutuskan untuk tinggal lebih lama dan mempersilahkan temanku duluan, dengan sedikit alasan akhirnya mereka mau untuk duluan.
  untuk paragraf diatas jangan di caci ya, biar kayak tulisan-tulisan puitis para penulis itu lho.
  sejam berlalu sejak aku sendiri menikmati kedamaian di pinggir sungai yang tak mau di sebutkan namanya ini, kantuk mulai pulang ke mataku, aku rasa ini saat nya diriku yang sudah puas akan air kedamaian ini untuk pulang.
  ku coba menginjak sandal jepit usangku yang sedari tadi terciprat oleh air hujan dan tanah yang meledak terkena serbuan air hujan, sedikit tidak nyaman di pakai oleh kaki ku.
  ku coba sekali lagi untuk menenangkan dengan memandikannya di aliran sungai yang dingin seperti lelehan es krim yang jatuh ke kaki.
  ternyata lumayan berhasil cara yang satu ini untuk memberikan kenyamanan tapi memunculkan masalah baru di kaki ku, kedinginan menggigil itu yang dirasakannya sekarang, tak apa di buat melangkah sepertinya lebih hangat , sambil mencari kunci motorku aku melangkah , mudah sekali saat ini aku mendapatkan kunciku padahal biasanya cukup sulit, sekarang misi baru untuk menuju motorku.
  haaaaaaaa....
  mana motorku?
  kok tidak ada ya?
ingatanku mulai bekerja lagi untuk mengingat dimana motorku, apa da yang mencuri?
sepertinya tak mungkin siapa juga yang kesini dari tadi juga tidak ada orang.
mulai aku cari lagi di sekitar di tempat lain, mungkin-mungkin temen-temenku iseng untuk menyembunyikannya,
tapi tetap nihil, tak ada apapun dan siapapun.
handphone yang saat ini bisa sangat penting pun sudah tak bisa berkompromi untuk sekedar hidup sebentar saja.
 Duduk santai , sepertinya yang lebih kubutuhkan saat ini.
akhirnya benar saja aku ingat bagaimana aku dapat kesini, sepertinya tadi aku tidak mengendarai apapun , yap aku tadi di bonceng temenku sambil nenteng botol kedamaian.
  hmm, benar saja mereka tadi memaksaku untuk pulang bersama mereka dan coba bilang nanti aku ini pulangnya bagaiman kalau aku terakir.
tapi apa daya kedamaian itu telah membutakan daya pikir realistisku.
 ah sudahlah aku rasa sandal jepit usang ini mau menemaniku untuk berpetualang sedikit jalan kaki seperti biasanya hanya sampai ke jalan raya, lumpur-lumpur pun mulai berebut untuk menyelimuti kakiku yang menggigil di selingi dengan guyonan mereka untuk membuatku jatuh tapi mereka belum juga berhasil sampai jalan raya menyambutku.
 tunggu jalan raya ini tidak menyambutku , jalan raya ini sepi dan lebih pantas disebut jalan sepi pake' mamring, aku mulai tersadar sepertinya ini juga sudah lewat tengah malam, hujan gerimis ini yang setia menemaniku sampai saat ini bukan cinta seperti yang lain.
  kurasa tolah-toleh adalah ide bagus untu saat ini.
  tapi apa daya taxi tak ada walupun itu bukan harapan utama yang pasti karena uang juga pasti tak cukup, cari angkutan umum yang lebih bersahabat paling tidak si abang ojek lebih baik sepertinya tapi si abang pun tak kunjung lewat seperti dilagunya cinta laura plus becek pula dan benar-benar becek lho.
  sandal jepit usang ini mulai kupaksa untuk melangkah seperti lagunya iwan fals yang akhirnya..
  byur sebuah lubang sedalam 30 centimeter membuyarkan lamunanku tentang hidup, kasihan sekali kakiku dan sandalku ini semakin usang dan keruh saja yang celanaku jadi ikut-ikutan kotor.
  hmmmm, tapi tak apalah ku tetap melangkah melewati halang rintang menaiki bukit lewat di lembah mengarugi sungai.
  ah gak gitu juga kali, alay nya kumat, tanjakan yang hanya setinggi ayam disusun empat di kurang satu itu kayak bukit aja, jadi inget juga lagunya ninja hatori atau mungkin ini ya yang sudah merasuk di otakku lagu semasa kecil yang pastinya masa kecilku itu bahagia, miris juga lho kalau lihat anak kecil jaman sekarang yang kehilangan masanya, masak hapalnya lagu morena , sakitnya tuh disini mau jadi apa mereka nanti kalau lagunya seperti itu terus sampai gede yang di urus cuma percintaan dan aku sebut banyak lagunya sangat beraroma porno,mau dikemanakan coba mental penerus bangsa ini?
  sudahlah tak ada gunanya terus bergumam tak jelas hanya berpikir tanpa ada solusi.
sambil sandal jepit ini melangkah aku sebnernya tetap bergumam sendiri gara-gara adegan nyemplung kubangan dan lagu ninja hatori tadi.
  yup kenapa tidak mulai dengan mengenalkan film dan lagu yang khusus buat anak dan bagus untuk perkembanganya seperti dulu.
  iya seperti itu yang kami lakukan di gubuk baca lentera negeri sekarang dengan beberapa project salah satunya angon buku kami berbagi keceriaan dan jaman anak-anak k e adik lentera negeri.
  mungkin temen-temen bisa ngikuti kami kalau setuju tidak bergumam lakukan dengan tindakan.

Bekyad

4 komentar:

Instagram